Wednesday, 30 November 2011

Jangan bersedih, penyakit itu penghapus dosa



Kesabaran Mukmin Ditimpa Penyakit dan Kesedihan

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
"Aku tidak pernah melihat seorang pun yang paling banyak menanggung penderitaan daripada Rasulullah saw."
(Hadis Shahih Riwayat Muslim)

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Aku masuk menemui Rasulullah saw. ketika baginda sedang menderita penyakit demam lalu aku mengusap baginda dengan tanganku dan berkata: "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau benar-benar terjangkit demam yang sangat parah."

Rasulullah saw. bersabda maksudnya :" Ya, sesungguhnya aku juga mengidap demam seperti yang dialami oleh dua orang di antara kamu."Aku berkata: "Itu, kerana engkau memperoleh dua pahala." Rasulullah saw. bersabda maksudnya : "Benar."
Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang Muslim pun yang tertimpa suatu penyakit dan lainnya kecuali Allah akan menghapus dengan penyakit tersebut kesalahan-kesalahannya seperti sebatang pohon yang merontokkan daunnya. " (Hadis Shahih Riwayat Muslim )

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda maksudnya : "Tidak ada seorang Muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan".
(Hadis Shahih Riwayat Muslim)

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda maksudnya : "Tidak ada satu kepedihan pun atau keletihan atau penyakit atau kesedihan sampai perasaan keluh-kesah yang menimpa seorang Muslim kecuali akan dihapuskan dengan penderitaannya itu sebagian dari dosa kesalahannya."
(Hadis Shahih Riwayat Muslim)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Ketika turun ayat: "Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, nescaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu, kaum Muslimin merasa sangat sedih sekali, lalu Rasulullah saw. bersabda maksudnya : "Janganlah kamu sekalian terlalu bersedih dan tetaplah berbuat kebaikan kerana dalam setiap musibah yang menimpa seorang Muslim terdapat penghapusan dosa bahkan dalam bencana kecil yang menimpanya atau karena sebuah duri yang menusuknya."
(Hadis Shahih Riwayat Muslim)

Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Dari Atha bin Abu Rabah ia berkata: Ibnu Abbas ra. pernah berkata kepadaku: "Maukah kamu aku perlihatkan seorang wanita penghuni Syurga?
Aku menjawab: "Mau".
Ia berkata: "Wanita berkulit hitam ini pernah mendatangi Nabi saw. dan berkata: 'Sesungguhnya aku menderita penyakit ayan dan auratku terbuka, maka mohonlah kepada Allah demi kesembuhanku.
Nabi saw. bersabda maksudnya : "Kalau kamu mau bersabar, maka bagimu adalah Syurga. Dan kalau kamu mau sembuh, maka aku akan memohonkan kepada Allah semoga Dia menyembuhkan penyakitmu."
Wanita itu berkata: "Baiklah aku akan bersabar."
Wanita itu berkata lagi: "Sesungguhnya auratku selalu terbuka, maka mohonkanlah kepada Allah agar aku tidak terbuka aurat."
Lalu Rasulullah berdoa untuknya.
(Hadis Shahih Riwayat Muslim)



KESEMBUHAN ITU MILIK ALLAH

Sesungguhnya kesembuhan itu milik Allah. Kata-kata yang telah dijadikan perangsang bagi memotivasikan diri sendiri dan insan lain yang sedang sakit dalam menghadapi keadaan kesihatan yang tidak mengizinkan. Begitulah antara ujian kecil berupa penyakit yang dihidapi oleh kebanyakan insan yang telah dipilih oleh Allah sebagai bukti kasih sayang-Nya, kafarah dosa dari-Nya, dan peningkatan darjat hambaNya.

Sesungguhnya penyakit yang diturunkan oleh Allah ini banyak menguji ketahanan fizikal dan mental, kerana tempoh tersebut merupakan titik tolak ke arah kesedaran bahawa kematian akan mengejar kita bila-bila masa sama ada bersedia atau tidak.

"Di mana jua kamu berada, maut akan mendapatkan kamu (bila sampai ajal), sekalipun kamu berada dalam benteng-benteng yang tinggi lagi kukuh." [al-Nisaa' 4:78]

Mengingati saat menziarahi jenazah suami kepada seorang sahabat yang meninggal dunia secara tiba-tiba tahun lepas telah banyak mengubah paradigma tentang kematian itu sendiri. Sama ada kita bersedia atau tidak, bertaubat atau belum bertaubat, ajal itu pasti akan datang, cuma waktu dan ketikanya sahaja tidak diketahui. Cuma persoalannya, adakah kita telah bersedia dengan bekalan-bekalan yang disediakan? Adakah cukup bekalan yang disediakan? Bagaimanakah keadaan kita semasa dalam alam kubur? Bernasib baik atau sebaliknya?

Hal ini sedikit sebanyak telah menghantui diri sendiri sehingga telah mewujudkan suatu ketakutan yang luar biasa dalam diri. Hal ini ditambah pula dengan penyakit yang dialami yang masih tidak sembuh-sembuh, telah meningkatkan lagi tahap ketakutan dan pada masa yang sama telah mewujudkan satu situasi yang tegang dalam emosi, fikiran serta memberi tekanan kepada diri sendiri.

Namun begitu, ketahanan mental dan fizikal berteraskan ayat-ayat Allah telah berjaya mengatasi masalah tekanan tersebut sehingga dapat kembali mewujudkan satu senario yang aman dan tenang hingga kembali semula kepada keadaan asal. Mengingati mati dapat melembutkan hati, tetapi apabila mengingati kematian itu secara negatif, hal ini akan dapat memberikan kesan negatif kepada diri sendiri.

Apabila kita bergantung sepenuhnya kepada Allah, menyerahkan segala-segalanya kepada Dia, berdoa bersungguh-sungguhnya kepada-Nya, Sesungguhnya Dia yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, akan mengabulkan dan memperkenankan doa kita. Berusaha, berdoa,berserah, bertawakal itulah tanda pergantungan seorang hamba kepada Tuhannya.

"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan solat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." [Al-Baqarah, 2:153]

Segala masalah penyakit, rujuklah kepada Allah. Daripada-Nya datang segala kebaikan, dan kejahatan juga tidak berlaku dengan izin Allah. Kita perlu berikhtiar, berusaha dan doa-doa kita yang dimakbulkan dan ada juga yang Allah tangguhkan tetapi semuanya perlu dilakukan dengan hati yang ikhlas.

Kuasa penyembuhan semuanya dari Allah. Kita sebagai hamba-Nya perlu redha dengan apa yang ditetapkan kerana setiap apa yang diturunkan kepada kita adalah ujian, sama ada kita dapat redha menerima atau tidak, semuanya untuk meningkatkan darjat kita di samping membersihkan dosa-dosa yang dilakukan.

Tidakkah semua ini adalah rezeki dari Allah, dimana Dia sering memberi perhatian kepada kita, tidakkah ini akan membuatkan kita sentiasa ingat pada-Nya? Anggaplah suatu penyakit itu sesuatu yang positif kerana jika kita redha dengan suatu ujian, Allah akan melipat gandakan pahala kita.Semoga anda semua cepat sembuh begitu juga diriku ini.

Adalah diharapkan artikel ini dapat membawa manfaat kepada semua dan marilah kita saling ingat-mengingati antara satu sama lain. Kelalaian dan kelekaan terhadap duniawi pasti mewujudkan satu jurang yang besar dalam diri kita sendiri dengan Allah.Semoga artikel ini akan menjadi saksi bagi diriku di akhirat kelak sebagai salah satu medium untuk berdakwah kepada pembaca semua.

Redhalah dengan ujian yang kecil ini kerana ujian itu adalah hadiah dan cinta dari Allah. Bersabarlah dengan penyakit yang menimpa ini dan yakin akan sembuh kerana sesungguhnya kesembuhan itu milik-Nya, tiada apa yang kita cari melainkan dalam kembara hidup ini selain memburu cinta dan rindu-Nya.

Ungkapan syukur yang tidak terhingga kepada Allah kerana penyakit yang ditimpakan kepada diriku tidaklah sehebat penyakit kritikal yang dihidapi oleh insan lain, walaupun kecil, penyakit ini tetap memberi kesan yang kuat terhadap sistem ketahanan fizikal disamping memberi tekanan yang hebat terhadap mentalku. Aku bersyukur aku masih diberi kesempatan oleh Allah untuk menghirup udaranya yang segar ini. Berusaha, berdoa dan bertawakal itulah kekuatan sebenarnya dalam penyembuhan penyakit ini. Yakin dan positiflah dengan ujian penyakit yang diturunkan kepada kita.

"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." [Al-Ankabut, 29:2-3]

Akhir kata, jadikan ayat-ayat Allah sebagai peransang dalam meningkatkan motivasi dalaman kita dalam membentuk keperibadian soleh dan solehah.

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." [Al-Imran, 3:139]

Sesungguhnya Dialah yang mencipta perasaan cinta dan rindu itu. Semoga Dia yang sangat kita cintai dan kita rindui akan tetap terpahat kukuh dalam jiwa dan sanubari kita. Wallahua'lam.

- Artikel iluvislam.com






LA TAHZAN

Kesulitan-kesulitan adalah ujian Allah Yang Maha Pengasih untuk menghapuskan dosa kita dan Allah Yang Maha Penyayang mahu membersihkan kita dari rasa ujub, riak dan sombong.

Kesulitan-kesulitan itu bermakna Allah Yang Maha Pengampun mahu kita bangun dari kelalaian dan kelakaan kita kepada dunia yang fana ini dan kembali bertaubat, berdoa dan berdzikir, sebagai bekalan dan persiapan kita untuk menyambut jemputan menghadapNya yang semakin dekat menghampiri kita.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha Esa memberi kita kesulitan-kesulitan itu sebagai peringatan kepada kita agar tidak terus terlena dengan kemanisan dunia yang hanya sementara. Allah yang Maha Agung masih ingin menyedarkan kita agar tidak terus menerus terlupa mensyukuri nikmatNya yang tiada tara dari hujung rambut ke hujung kaki kita, nikmatNya yang kita nikmati dari pagi hingga ke malam, setiap saat sepanjang hidup kita.....sehingga ke aakhir hayat kita.

Jika kamu menghitung nikmat ALLAH, nescaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.
(QS. Ibrahim: 34)

Dan, Dia menyempurnakan nikmat-NYA kepadamu lahir dan bathin.
(QS. Luqman: 20)

Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.

Maka nikmat RABB kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. Ar-Rahman: 13)

Manusia itu selalu lupa mensyukuri apa yang telah tersedia ada di hadapan mata kerana terlalu ghairah menginginkan yang tidak ada.

Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.
(QS. Adz-Dzariyat: 21)

Syukurilah nikmat Allah Yang Maha Pemurah pada diri kita, keluarga, rumah, pekerjaan, kesihatan, dan sebagainya yang tidak akan terhitung oleh kita sampai bila-bila. Semuga kita tidak termasuk golongan…

Mereka mengetahui nikmat ALLAH, kemudian mereka mengingkarinya.
(QS. An-Nahl: 83)




No comments:

Post a Comment